Kisah Kontroversial Masuk Islamnya Napoleon Bonaparte ~ Dalam dunia sejarah, nama Napoleon Bonaparte mungkin bukanlah sosok asing. Namanya sering disebut berkat kepiawaiannya dalam taktik perang dan pernah berhasil menguasai eropa. Bahkan Napoleon dijuluki Lion of The King Europe (Singa Daratan Eropa). Lalu Ada yang menarik sepeninggal Napoleon. Benarkah Napoleon Bonaparte,
jenderal besar panglima perang Perancis ini akhirnya masuk Islam? Kenapa tidak?
Berpuluh puluh tahun Napoleon berada di Mesir dan sering berinteraksi
dengan masyarakat dan dunia Islam. dalam pencarian agamanya, sangat
mungkin Napoleon mempelajari dan tertarik pada Islam seperti yang
terjadi pada jutaan mualaf lainnya hingga hari ini….Semoga
Bagi pembaca sejarah, nama
Napoleon Bonaparte mungkin sudah tak asing lagi. Nah, tahukah Anda
bahwa ada kabar menarik yang menyebutkan bahwa musuh bebuyutan Inggris
pada zaman itu adalah seorang Muslim. Tapi ingat, kabar ini bukannya
tanpa kontroversi.
Kabar Napoleon menjadi Muslim
ini diungkap dalam harian resmi Prancis, Le Moniteur Universel (terbit
dalam kurun 1789-1868). Disebutkan bahwa Napoleon resmi menjadi Muslim
pada 1798. Kutipan berita inilah yang kemudian dimuat dalam buku Satanic
Voices – Ancient and Modern karya David Musa Pidcock tepatnya pada
halaman 61.
Buku Pidcock ini terbit pada
1992, demikian tulisan yang dikutip media.isnet.org. Pidcock juga
menuliskan bahwa Napoleon memilih nama Ali sebagai nama barunya,
sehingga menjadi Ali Napoleon Bonaparte. Rupanya Napoleon sempat
terinspirasi oleh orang kepercayaannya, Jenderal Jacques Menou, yang
kemudian menjadi Jenderal Abdullah-Jacques Menou. Sang jenderal kemudian
menikahi seorang wanita Mesir, Siti Zoubeida –yang diyakini memiliki
garis keturunan dari Nabi Muhammad saw.
Napoleon disebut-sebut mengakui
superioritas hukum Islam, bahkan berniat menerapkannya di kekaisarannya
di Prancis. Prinsip-prinsip syariah itu sempat dimasukkan ke dalam Civil
Code Napoleon atau hukum yang ditulis oleh Napoleon. Code Napoleon ini
kemudian menjadi menginspirasi konstitusi Prancis dan konstitusi
negara-negara taklukan Napoleon di Eropa.
Tunggu
dulu…ternyata penerapan prinsip syariah dalam hukum Prancis ini ada
contohnya di dunia kontemporer. Berita yang ditulis media.isnet.org ini
menyebutkan, salah satunya adalah ketika terjadi kecelakaan fatal 1997
yang menewaskan Putri Diana dari Inggris dan teman dekatnya, Dodi
al-Fayed. Para fotografer yang memotret insiden tersebut juga ikut
dikenai dakwaan hukum dengan bersumber pada jurisprudensi Prancis.
Dakwaan itu menyebutkan, para
fotografer ikut bersalah “karena tidak menolong saat berada di lokasi
kejadian”. Nah, menurut Pidcock, prinsip ini konon berasal dari hukum
syariah hasil ijtihad dari Imam Malik. Lebih jauh lagi, hubungan
Napoleon dengan Islam diungkap juga dalam Bonaparte and Islam atau versi
Prancisnya, Bonaparte et Islam, tulisan Christian Cherfils.
Sejarah mencatat, Napoleon
Bonaparte, seorang Jendral dan Kaisar Prancis yang tenar kelahiran
Ajaccio, Corsica 1769. Namanya terdapat dalam urutan ke-34 dari Seratus
tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah yang ditulis oleh Michael H.
Hart. Karier militer Napoleon menyuguhkan paradoks yang menarik.
Kegeniusan gerakan taktiknya
amat memukau, dan bila diukur dari segi itu semata, bisa jadi dia bisa
dianggap seorang jendral terbesar sepanjang jaman. Sebagai seorang yang
berkuasa dan berdaulat penuh terhadap negara Prancis sejak Agustus 1793,
seharusnya ia merasa puas dengan segala apa yang telah diperolehnya
itu. Tapi rupanya kemegahan dunia belum bisa memuaskan batinnya, agama
yang dianutnya waktu itu ternyata tidak bisa membuat Napoleon Bonaparte
merasa tenang dan damai.
Akhirnya pada tanggal 02 Juli
1798, 23 tahun sebelum kematiannya ditahun 1821, kabarnya Napoleon
Bonaparte menyatakan ke-Islamannya di hadapan dunia Internasional.
Namanya berubah menjadi ‘Aly (Ali) Napoleon Bonaparte’. Apa yang membuat
Napoleon ini lebih memilih Islam daripada agama lamanya, Kristen ?
bukan hanya sekedar isu, berikut penuturannya sendiri yang pernah dimuat
di majalah Genuine Islam, edisi Oktober 1936 terbitan Singapura.
“I read the Bible; Moses was an able man, the Jews are villains, cowardly and cruel. Is there anything more horrible than the story of Lot and his daughters?” “The science which proves to us that the earth is not the centre of the celestial movements has struck a great blow at religion. Joshua stops the sun! One shall see the stars falling into the sea… I say that of all the suns and planets,…”
( “Saya membaca Bible; Musa adalah orang yang cakap, sedang orang Yahudi adalah bangsat, pengecut dan jahat. Adakah sesuatu yang lebih dahsyat daripada kisah Luth beserta kedua puterinya?” (Lihat Kejadian 19:30-38) “Sains telah menunjukkan bukti kepada kita, bahwa bumi bukanlah pusat tata surya, dan ini merupakan pukulan hebat terhadap agama Kristen. Yosua menghentikan matahari (Yosua 10: 12-13). Orang akan melihat bintang-bintang berjatuhan kedalam laut…. saya katakan, semua matahari dan planet-planet ….”)
Selanjutnya Napoleon Bonaparte berkata :
“Religions are always based on miracles, on such things than nobody listens to like Trinity. Yesus called himself the son of God and he was a descendant of David. I prefer the religion of Muhammad. It has less ridiculous things than ours; the turks also call us idolaters.”
(“Agama-agama itu selalu didasarkan pada hal-hal yang ajaib, seperti halnya Trinitas yang sulit dipahami. Yesus memanggil dirinya sebagai anak Tuhan, padahal ia keturunan Daud. Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad. Islam terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual seperti yang terdapat di dalam agama kita (Kristen); Bangsa Turki juga menyebut kita sebagai orang-orang penyembah berhala dan dewa.” )
Selanjutnya :
“Surely, I have told you on different occations and I have intimated to you by various discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify the prophet Muhammad and that I love the Musselmans.”
(“Dengan penuh kepastian saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan yang berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda di setiap ceramah, bahwa saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi Muhammad serta mencintai orang-orang Islam.”)
Akhirnya ia berkata :
“In the name of God the Merciful, the Compassionate. There is no god but God, He has no son and He reigns without a partner.”
(“Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain Allah. Ia tidak beranak dan Ia mengatur segala makhlukNya tanpa pendamping.” )
Napoleon Bonaparte mengagumi Al-Quran setelah membandingkan dengan kitab sucinya terdahulu, Alkitab.
Akhirnya ia menemukan
keunggulan-keunggulan Al-Quran, juga semua cerita yang melatar
belakanginya. Dalam buku yang berjudul ‘Bonaparte et I’Islarn oleh
Cherlifs, Paris, halaman 105’, Napoleon Bonaparte berkata sebagai
berikut:
“I hope the time is not far off when I shall be able to unite all the wise and educated men of all the countries and establish a uniform regime based on the prinsiples of the Qur’an wich alone can lead men to happiness.”
( “Saya meramalkan bahwa tidak lama lagi akan dapat dipersatukan semua manusia yang berakal dan berpendidikan tinggi untuk memajukan satu kesatuan kekuasaan yang berdasarkan prinsip–prinsip ajaran Islam, karena hanyalah Qur’an itu satu-satunya kebenaran yang mampu memimpin manusia kepada kebahagiaan.”)
* Buku ‘Satanic Voices – Ancient and Modern’ dengan penulis David M. Pidcock (1992 ISBN: 1-81012-03-1), pada hal. 61 * Surat kabar Perancis ‘Le Moniteur’, yang menulis bahwa beliau masuk Islam pada tahun 1798.
* Buku ‘Napoleon And Islam’ dengan penulis C. Cherfils (ISBN: 967-61-0898-7).
Islam hadir tidak hanya
mayoritas di suatu negara tapi juga sebagai minoritas khususnya di benua
Eropa dan Amerika. Napoleon Bonaparte adalah salah satu contoh dari
pribadi muslim yang sukses sebagai minoritas di Perancis. Tetapi ada
data yang bisa jadi sebagai pengelabuan sejarah, dikatakan pada
akhirnya Napoleon dimakamkan secara Kristen di Perancis pada tgl 15
Desember 1840 di gereja Paris, namun sepertinya hal tersebut sebagai
sesuatu informasi yang dibuat oleh pihak barat untuk mengaburkan fakta
bahwa beliau adalah seorang Muslim.
Sama halnya di Indonesia,
Pattimura yang seorang muslim bahkan cicitnya pun menyatakan mereka
adalah muslim, lalu tiba-tiba nama Patimura berubah menjadi Thomas
Mattulesi Pattimura. Terlepas dari semua hal tersebut, kiranya kita
mesti merenungkan ucapan beliau tidak lama setelah mempelajari isi
Al-Quran dan sebelum masuk Islam; yang pertama menguntungkan kaum
muslimin dan yang kedua membahayakan mereka. Ucapan yang keluar dari
mulut politikus besar ini dan menguntungkan kaum muslimin adalah, “Aku
telah belajar dari buku ini, dan aku merasa bahwa apabila kaum muslimin
mengamalkan aturan-aturan komprehensif buku ini, maka niscaya mereka
tidak akan pernah terhinakan.”
Adapun kata-kata yang
membahayakan kaum muslimin adalah, ia pernah berkata , “Selama Al-Quran
ini berkuasa di tengah-tengah kaum muslimin, dan mereka hidup di bawah
naungan ajaran-ajarannya yang sangat istimewa, maka kaum muslimin tidak
akan tunduk kepada kita, kecuali bila kita pisahkan antara mereka dengan
Al-Quran.” walaupun tidak diketahui kapan waktunya ia ucapkan dua
pernyataan tersebut yang mana lebih awal dan mana yang lebih akhirnya .
Allahu a’lam...
http://www.atjehcyber.net/2013/05/kontroversi-muallafnya-napoleon.html
http://www.atjehcyber.net/2013/05/kontroversi-muallafnya-napoleon.html
Kisah Kontroversial Masuk Islamnya Napoleon Bonaparte ditulis Oleh Berita Terbaru 2013 pada 2013-05-29T19:10:00+07:00 dengan rating
on Blog Infotainment News | Dunia Remaja | Lowongan Kerja.